Sabtu, 03 November 2012

Senyum, bangkit dan berlarilah anakku

Posted by Perumahan asri 07.43, under , | 3 comments



Malam itu aku termenung dan tertegun di ujung ruangan. Di ujung ruangan tepat di depan sebuah komputer yang biasa aku gunakan. Perlahan dia masuk dan menghampiriku. Wanita itu duduk di sampingku dan menepuk punggungku perlahan. Sambil memegang tanganku ia berbisik kuatkan dirimu dan Sholatlah dahulu. Ia tahu tentangku lebih dariku sendiri. Tanpa aku berkatapun dia telah mengerti. Bukan karena aku bisu, tapi aku tidak suka mengatakan tentang segalanya. mengatakan saat itu, bukan berati selamanya. Selamanya akan terkubur begitu saja. Aku tidak berani menatapnya. Aku takut, aku takut air mataku berlinang. Aku takut ia melihatku sedih. Ia adalah ibuku. Aku tidak sanggup melihatnya sedih karnaku. Ia terus menemaniku sambil menepuk punggungku perlahan. Aku merasakannya, rasa damai dan ketenangan mulai aku rasakan. Ku kejamkan mata dan aku membuat diriku yakin. Yakin aku bisa, bisa berdiri dengan tegap. Aku harus bisa, paling tidak untuknya. ibuku...

Aku berdiri dan iapun pergi. Dalam Sholat, aku berdo'a
Ya Allah ampuni dosaku
Ampuni dosa orang tuaku
Kuatkanlah imanku, takwaku
Berikanlah yang terbaik untukku dan orang tuaku
Berikan jalan yang terbaik bagiku
Berikan petunjuk atas ketetapanmu

Aku masih duduk di situ, memejamkan mata dan teringat. Teringat akan masa kecilku. Ibu dalam setiap kesempatan selalu menyampaikan "berpedomanlah pada agamamu dan selalu ingatlah pada Tuhanmu". Jika dalam Agamamu dan keyakinanmu itu benar maka tidak ada satupun ketetapan lain yang menganggapnya salah. Jika dalam Agamamu dan keyakinanmu salah, maka tidak ada satupun ketetapan yang membenarkannya. Kamu akan selalu dalam keadaan kuat dan tabah jika kamu selalu mengingatnya. Mengingat ketetapan Tuhanmu. Serahkan segala hasil usahamu padanya dan hanya pada nyalah kamu meminta yang terbaik untukmu.

Aku mengingat dan berfikir. Kesalahan yang aku lakukan dari awal. Sebuah kesalahan yang tanpa sadar aku ulangi lagi. Mengulang dan mengulang, sebuah ketololan dan kebodohan. Tapi yah sudahlah, penyesalan tidak akan memutar waktu kembali. Memutar waktu kembali dan terus kembali. Akupun tidak bisa membayangkan saat menyadari kesalahan, waktu akan kembali ke masa lalu. Awal dari kesalahan itu muncul. Kapan aku akan dewasa dan mengerti segalanya harus di hadapi. Akupun menyadari selamanya aku tidak akan pernah dewasa. Dewasa di matanya, mata ibuku. Aku tidak akan pernah dewasa melebihinya. Melebihi ibuku.

Sekitar tiga tahun yang lalu aku menemukan sebuah buku. Buku catatan kehidupan ibuku. Aku membacanya dan menghayatinya. Sebuah perjalanan hidup seorang wanita akan kerasnya kehidupan. Begitu tegar menjalani setiap kenyataan. Begitu kuat menghadapi setiap ujian. Begituh tangguh menghadapi setiap kejadian. Dalam setiap akhir cerita selalu di selipkan do'a dan harapan untuk anaknya. Ya.. Anaknya itu aku. Do'a dan harapan itu masih jelas teringat di benakku dan menjadi semangatku hingga kini.

Semoga anakku tidak mengalaminya kelak..
Semoga anakku bisa melakukan lebih dariku..
Semoga anakku memiliki nasib lebih baik..
Semoga anakku lebih kuat menghadapinya..
Semoga anakku bisa sepertinya..
Semoga anakku mendapatkan yang lebih baik..
Semoga anakku bisa sekolah ke jenjang lebih tinggi dariku..
Semoga anakku mendapatkan Jodoh yang terbaik..
Semoga anakku mendapatkan kehidupan lebih baik..
Semoga anakku sukses dalam setiap perjalanan hidupnya..
Semoga anakku sukses dalam pekerjaannya..
Semoga Anakku sukses dalam menjalani kodratnya sebagai wanita..

Dan masih banyak harapan dan do'a yang tertuliskan, bahkan yang tidak ku ketahui. Aku yakin itu, yakin ibuku ingin yang terbaik untukku. Walaupun aku mengakui ia tidak selalu ada untukku. Saat aku kecil, di ujung ruang tamu itulah tempatku bersandar. Siang hari bagiku seakan mencekam dalam kesunyian. Bersandar dan menangis, hanya bisa menangis. Ku biarkan air mataku berlinang dan akan kering dengan sendirinya. Aku tidak tahu itu baik atau buruk. Yang pasti aku tahu, saat air mataku kering, maka waktu tidur siang menghampiri. Aku berjalan menuju kamar tidurku dan tertidur pulas untuk memulai hal yang baru. Akupun terbangun, menyadari Ibuku berkerja untuk kebaikanku.
 
Di tengah keterbatasan, ia menyisihkan uang untuk membelikanku sebuah sepeda. Sebuah sepeda untuk lebih cepat sampai, yah lebih cepat walaupun sepeda itu terlalu kecil untukku. Entah apa yang kakakku pikirkan, aku tidak tahu. yah.. aku bukan anak satu-satunya ibuku. Aku anak kedua dan aku pikir akan menjadi anak terakhir ibuku.  Setahun kemudian, ia menyekolahkanku ke sebuah sekolah bergengsi. Hanya untukku Ia melakukannya, untuk masa depanku. Mungkin inilah jalan hidupku. Tidak pernah aku menyangka aku akan di terima di sekolah itu. Keterbatasan, membuatku sekolah dengan gratis. Aku tidak pernah malu, malu memiliki dia sebagai ibuku. Aku bangga akan usahanya, aku bangga akan perjuangannya, perjuangan seorang Ibu. aku bangga pada ibuku, Ibuku adalah ibu terbaik di dunia. Seorang ibu yang selalu menyuruhku untuk tersenyum menjalani kehidupan. Untuk bangkit saat aku terjatuh dalam kegagalan. Berlari untuk mencapai tujuan dan harapan yang baru. Tidak ada yang dapat aku lakukan untuk membalas jasanya. Jasa Ibuku. Aku akan berusaha melindingi, menjaga dan mendampingi mu ibu. dan maafkan aku, maafkan ketidak mampuanku membuatmu bahagia dan bangga padaku. aku...anakmu. Setidaknya akan membuatmu sedikit tersenyum untuk dunia.

Akupun terbangun, terbangun dari ingatan masa kecil. Aku menyadari aku harus bisa. Harus bisa tersenyum, bangkit dan berlari. Hela nafas panjang berhembus. awal dari keyakinan. Aku pasti bisa, pasti bisa tersenyum, bangkit dan berlari. Aku bangun dari dudukku. bersiap untuk tidur, tidur dalam kepastian. Kepastian akan smangat baru. Ayo kawanku tersenyumlah, mari kita bangkit dan berlari untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik.


Di ikutkan #FFFstories

Titipan doa sahabat untuk anaknya


keSEHATAN mu adalah HARTA ku ,,,
cepat sembuh ya sayang ku Sultan Ayubi *_~
jika hati bunda adalah istanah,

maka cinta bunda adalah singgah sanahnya 
jika ketulusan bunda adalah mahkota ,
maka kesetiaan bunda adalah piala terindah,,,,,, 
senyuman mu sayang ku sultan adalah tahta untuk SEGALANYA,,,,,


love u my boy

ya ROB angkatlah penyakitnya..
Amin ya Rob

smile sultan ku sayang,, 

sabar dan kuat sekali kamu sayang, salut ,,,,!!!!

3 komentar:

subhanallah mba hafsari smoga anaknya tumbuh menjadi anak yg membanggakan yah

Amin..
tapi ini cerita aku sebagai aku. yaitu anak..
belum nikah masak punya anak??