Selasa, 13 Agustus 2013

Asap Bromo menelan korban

Posted by Perumahan asri 11.21, under | No comments

Kemarin, hari senin tanggal 12 Agustus 2013 pukul 2.30 dini hari. Madali berusia 45 tahun, Maseni berusia 40 tahun dan anak bungsunya Ramadhan berusia 5 tahun warga Kembangan, Jakarta Barat di temukan meninggal di sebuah kamar home stay di Bromo. Menurut keterangan keluarga Madali hendak berlibur ke Bromo, berangkat dari Jakarta hari Sabtu, 10 agustus 2013 pukul 7.00 WIB. Keluarga Madali berangkat berlibur ke Bromo beranggotakan 7 orang yang terdiri dari Madali 45 tahun, Maseni ( istri Madali ) 40 tahun, Indah 22 tahun ( anak Madali ), Luthfiyah 16 tahun ( anak Madali ), Dalilah 13tahun ( anak Madali ), Ramadhan 5tahun ( anak bungsu Madali ) , Nur Ali 48tahun ( kakak kandung Madali ).

Rombongan keluarga Madali  tersebut tiba di Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, pada siang Minggu, 11 Agustus 2013. Karena besoknya ingin melihat sunrise, mereka lantas bermalam di sebuah home stay di desa setempat. Mereka check in di home stay sekitar pukul 13.00. Di home stay itu, rombongan tersebut mengisi tiga kamar. Yakni, dua kamar digunakan Madali-Maseni dan putra bungsunya serta tiga putrinya. Sementara itu, satu kamar lagi diisi kakaknya.

Hawa dingin di kawasan pegunungan tersebut terasa menusuk tulang pada malam. Kesaksian Nur Ali "Lantaran tidak tahan, mereka berinisiatif membuat perapian untuk menghangatkan badan. "Kami cari arang dan membakarnya di atas tungku. Perapian tersebut diletakkan di tengah ruang tamu. Sementara itu, mereka duduk melingkar di sekitar tungku sembari menonton TV. Pada pukul 24.00, beberapa di antara mereka mulai meninggalkan ruang tamu dan masuk ke kamar. Nur beristirahat di kamar sendiri. Juga, tiga keponakannya beranjak ke kamar yang disediakan. Sementara itu, Madali, istri, dan putra bungsunya, masih nonton TV," 

Karena itu, Nur pun mengaku tidak tahu persis kapan tiga korban tersebut masuk kamar. Yang pasti, dia sudah tidak mendapati Madali, Maseni, Ramadhan, di ruang tamu saat kembali ke kamar belakang. "Waktu saya ke toilet, mereka sudah enggak ada di ruang tamu. Tungkunya juga enggak ada,"

Pada pukul 02.30, sopir Jeep yang akan membawa rombongan ke penanjakan tiba di penginapan. Luthfiyah bercerita bahwa dirinya, kemudian menuju ke kamar Madali. Kebetulan, pintu kamar korban tidak terkunci. Dengan sekali dorong, pintu kamar yang dipenuhi asap itu terbuka. Tanpa curiga, Luthfiyah menghampiri orang tuanya. "Saya langsung bangunkan abah dan umi. Mereka saya gerak-gerakkan, tapi tetap nggak bangun," sembari mata berkaca-kaca.

Luthfiyah pun berteriak histeris saat mendapati tubuh orang tuanya kaku. "Abah posisinya duduk sambil memangku adik (Ramadhan). Kalau umi, terbaring di atas tempat tidur," ungkapnya saat disinggung posisi para korban. Bukan hanya itu, mulut sang ibu juga mengeluarkan busa. Dengan penuh kepanikan, Luthfiyah memanggil kakak, Indah, dan pamannya. Setelah mengecek kondisi tiga korban tersebut, Nur meminta tolong ke warga sekitar dan Warga langsung membawa para korban ke Puskesmas Tosari.

"Sampai di puskesmas, ternyata mereka dinyatakan sudah meninggal," ujar Nur yang tengah mendampingi tiga keponakannya di kamar mayat RSUD Bangil. Oleh petugas, jasad Madali, Maseni, dan Ramadhan, lantas dilarikan ke RSUD Bangil untuk diperiksa lebih lanjut.

AKP Supriyono, Kasatreskrim Polres Pasuruan, mengungkapkan bahwa menurut hasil penyelidikan sementara, mereka diduga tewas karena keracunan. "Korban diduga meninggal karena keracunan asap di dalam kamar," paparnya saat dikonfirmasi soal penyebab kematian korban.

Sebelumnya, mereka diketahui membakar arang di atas tungku yang dibawa masuk ke kamar. Nah, ruangan yang minim udara tersebut akhirnya penuh asap karbon hingga mengakibatkan para korban sesak napas. Karena itu, AKP Supriyono menyebutkan bahwa kasus tersebut murni kecelakaan.

Sumber berita : http://www.jpnn.com

0 komentar: