Minggu, 04 November 2018

Sampah sungai

Posted by Perumahan asri 20.56, under | 1 comment

Minggu, 04 November 2018 membuatku miris dengan nasib si sungai. Sungai merupakan pusat peradaban manusia. Jaman penjajahan Belanda sungai sangatlah di hargai keberadaannya, sehingga saat itu semua rumah di Malang di buat menghadap ke sungai. Alam menjadi sangat berharga sehingga saat itu ada peraturan di larang membangun rumah lebih tinggi dari pohon kelapa agar keindahan pemandangan hutan dan gunung dapat di nikmati hingga titik terjauh kota Malang.

INDONESIA merdeka tapi Alam terjajah

Mungkin itulah ungkapan yang tepat dengan keadaan saat ini. Sungai yang dahulu menjadi pusat peradaban sekarang menjadi pusat sampah. Banyak orang mengeluh dan demo karena limbah perusahaan yang mencemari sungai, namun pada kenyataannya mereka sendiri juga membuang sampah di sungai. Sedikit contoh sebuah dusun yang terletak di dekat sungai dan menjadi bagian kota percontohan Pandaan. Dusun Mojo kami menyebutnya. Seluruh warga dusun ini seluruhnya membuang sampah di sungai bertahun-tahun. Hingga tahun 2017 terjadi banjir besar yang merendam sebagian rumah warga dan merusak beberapa fasilitas umum. Bahkan seorang warga menuturkan "tidak pernah terjadi banjir di dusun ini". Ya pendangkalan alasan utama banjir. Sampah yang setiap hari di buang ke sungai menjadi penyebab utama pendangkalan sungai dan ada seorang warga yang memanfaatkan tanah humus dan sampah yang ada di dalam sungai untuk menanam beberapa tanaman termasuk pisang di dalam sungai saat kemarau. Penanaman di dalam sungai tersebut yang membuat sampah tidak terbawa arus saat banjir sehingga air tertahan dan meluap.

Pada akhirnya akhir bulan Oktober 2018 bapak kepala desa dengan bantuan pemerintah mengeruk sungai dengan alat berat dan meletakkan sampah + tanah bercampur batu kerikil menggunung di tepi jalan sebagai upaya penanggulangan banjir musim hujan yang akan datang.

Aku akui sampah bercampur rumput, tanah, dan krikil membuat jalan semakin sempit. Namun ini di harapkan menjadi peringatan bagi warga agar tidak membuang sampahnya di sungai. Selain itu di atas as tumpukan sampah dari dalam sungai di pasang peringatan denda Rp 200.000 bagi warga yang membuang sampahnya di sungai.
Kecerdasan warga jika tidak boleh membuang sampahnya di sungai adalah tidak tersedianya tempat pembuangan sampah. Pada akhirnya warga menemukan tempat membuang sampah yaitu di dekat pemakaman namun sekarang di beri tulisan juga " denda Rp 500.000 bagi yang membuang sampah di area pemakaman. Dilema bagi warga Mojo dengan sampahnya..
Mengeruk sampah sungai

Lebih miris lagi di desaku, tepatnya dusun Wilo. Di tempatku tinggal oleh pemerintah desa di berikan bantuan dan tempat untuk membuang sampah. Jalan lebar menuju pembuangan sampah, bangunan yang kokoh dan gratis. Namun pada kenyataannya warga masih saja membuang sampah di sungai. Setiap hari aku melihat tetangga dekat hingga jauh membuang sampah di sungai. Alasan mereka membuang sampah di sungai karena tempat pembuangan sampah letaknya jauh. Padahal tidak sampai 5 menit berjalan kaki ke tempat pembuangan sampah dari pada ke sungai. Hanya selisih 1 menit perjalanan ke sungai. Dengan ke tempat pembuangan sampah.
Itulah Indonesia semakin lama semakin tidak menghargai apa yang di miliki hanya demi kenyamanan sesaat.
Sulit merubah kebiasaan buruk yang memberikan kenyamanan demi kebaikan bersama. Tidak heran jika di Indonesia semakin lama semakin banyak bencana alam, karena mereka tidak mau menjaga apa yang mereka miliki namun justru merusak padahal itu sangat penting untuk kehidupan anak cucu kita.

1 komentar:


Izin promo ya Admin^^

Bosan gak tau mau ngapain, ayo buruan gabung dengan kami
minimal deposit dan withdraw nya hanya 15 ribu rupiah ya :D
Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa x-)
- Telkomsel
- GOPAY
- Link AJA
- OVO
- DANA
segera DAFTAR di WWW.AJOKARTU.COMPANY ....:)