Ku berjalan menyusuri indahnya kota
bersih nan cerah
tong sampah berjejer seakan tersenyum padaku
berkata aku lebih bersih darimu
menanti sampah yang ku genggam
saat ku menghampirinya
ia berkata jangan sampai salah
Ku berfikir apa yang harus kulakukan
ia berkata kau kering atau basah
akupun tersenyum, memandang sampah ditanganku
aku berfikir ini kering, itu tempatnya
aku kembali berjalan dan menikmati indahnya dunia
oke teman-teman langsung saja pada pokok cerita. Sampah bagi kita adala menjijikan, namun sebagian enggan untuk membuang pada tempatnya. Lihat saja diperkotaan sungainya penuh dengan sampah, coba kalau yang buang sampah disuru memunguti sampah yang telah mereka buang di tengah sungai, pasti tidak mau. Banyak orang memandang sebelah mata pada pekerjaan sebgai pengais sampah. Namun mereka tidak sadar betapa pentingnya mereka bagi kita. Tanpa mereka sampah kita akan terus menggunung dan menggunung.
Waktu subuh telah tiba, pak tukang sampah mendatangi setiap rumah untuk mengambil sampah. Padahal aku belum melakukan apa-apa, ini saja baru selesai sholat subuh, sudah harus buru-buru mengeluarkan sampah dalam kantong kresek hitam. Gerobak pak tukang sampah sudah hampir penuh dengan sampah. Begitu pagi beliau memulai bekerja. Aku memang tidak terbiasa meletakkan sampah diluar rumah, karena tempat sampahnya terbuka, sehingga berserakan oleh tingkah kucing. Pak tukang sampah juga penting bagi kita, walaupun kita harus membayar dan kadang menjengkelkan. Aku kalau buang sampah organik atau rumput, tidak diperbolehkan, padahal kalau aku lihat dalam gerobaknya banyak sampah organiknya, malah bercampur bawur. Ngapain sih ribut sama pak tukang sampah, akhirnya aku memutuskan untuk membakar sampah organik dideket lapangan. Namun saat majikanku berkunjung, beliau malah menegorku, akupun berfikir sebenarnya yang benar mana? Oleh pak tukang sampah, sampah itu dibawah ketempat penampungan sampah. Disanahlah para pengais sampah mengambil sampah yang bisa dijual. Begitu bersemangat sekali mereka melihat sampah yang baru datang. Tanpa memikirkan keselamatan mereka sendiri.
pada postingan yang lalu hal ini yang membuat setengah jiwaku berada ditempat lain. Dalam perjalanan kesebuah tempat, diujung jalan itu terdapat seorang anak kecil. Seorang anak laki-laki sekitar usia masih SMP. Dia begitu bersemangat sekali, memisahkan sampah plastik, botol dan lainnya. Keringat yang menetes tak membuatnya berhenti berkerja membantu orang tuanya. Namun aku sangat terkejut sekali menyaksikannya. Begitu gigih dan bersemangat mengais sampah dengan kedua tangan telanjang. Aku salut namun ngeri, aku ingin menghampirinya dan mengingatkan. Namun aku tidak sanggup melakukannya karena disana banyak orang, pasti aku akan disangka orang setres yang sok tau.
Waktupun terus bergulir dan menandakan aku telah terlambat
ketempat yangku tuju. Sambil berjalan dan sesekali ku menoleh padanya, hingga
tempat acara aku masih kepikiran terus. Acara dimulai aku sudah tidak
konsentrasi lagi.
Akhirnya acarapun usai, aku bergegas kembali ketempat itu,
melihat anak itu. Astagfirullah..seakan aku menjerit dalam hati. Tangan mungil
pengais sampah harus berlumur darah. Sambil duduk di tepi jalan itu, ia
memegangi tangannya yang terluka. Telapak tangannya terbelah oleh pecahan
beling. Tangan mungilnya dimasukkan kesebuah gelas air mineral agar darahnya
tidak mengalir terus. Kembali lagi aku tidak bisa melakukan apapun. Aku tidak
memiliki kendaraan untuk membawahnya ke rumah sakit. Aku tidak mengenal daerah
itu, aku baru pertama kali ke Surabaya dan itupun dituntun lewat sms, uang yang kumilikipun hanya cukup untuk pulang. Namun
sudah ada dua orang bapak yang menghampirinya, akhirnya aku melanjutkan
perjalananku.
Betapa pentingnya peran seorang pengais sampah bagi penduduk perkotaan, tanpa mereka rumah mereka akan tetap kotor. Tanpa pengais sampah, sampah-sampah penduduk kota akan tetap bercampur bawur dan tak ada gunanya. Tanpa pengais sampah, maka sampah-sampah itu akan tetap menjadi gunung sampah yang setiap hari akan semakin tinggi dan tinggi. Namun sayang sekali tak ada yang peduli akan pekerjaannya. Pengais sampah bagiku lebih mulia dari pada pengemis dijalanan. Mereka rela berpanas-panasan dengan bauh busuk yang menyengat dari sampah yang mereka bawa. Tak sadarkah kalian penduduk kota bahwa pengais sampah adalah penolong kalian.
Adakah kepedulian kalian penduduk kota kepada para pengais sampah. cobala untuk lebih peduli kepada seseorang yang telah menolong kalian dari sedikit masalah harian. Mungkin kalian berfikir, kalian sudah membayar setiap bulannya untuk membuang sampah. Namun kembali lagi, kalian tidak pernah berfikir jika sampah kalian akan semakin banyak tak terkendali tanpa pengais sampah. Walaupun tidak memberikan mereka gaji, paling tidak berikanlah alat keamanan berkerja kepada mereka. Mungkin bagi seorang pengais sampah, uang untuk membeli sarung tangan yang lebih tebal sangat besar. Namun untuk yang berpenghasilan tetap itu bukanlah jumlah yang terlalu besar. Paling tidak untuk pemkot sebulan sekali memberikan sarung tangan yang lebih tebal dan masker. atau plus sembako. Sejumlah dana yang disisihkan dari uang belanja pemerintah kota untuk para pengais sampah.
9 komentar:
yuppss... sebagai warga yang "peduli" akan lingkungan udah selayaknya membuang sampah pada tempatnya + kerja bakti tiap minggu :)
Sip hanna..kerja bakti klo diperkotaan memang perlu setiap minggu. tapi klo didesa seperti tempatku, apanya yang mau dibersihkan? rumput saja belum tumbuh lagi..
terima kasih
Tapi desa sekarang juga udah tercemar kok ka... ex : sungainya seperti desa ku di jawa tengah yang dulu sungainya jernih sekarang malah kotor...
heem beda dengan tepat tinggalku berarti. tempat tinggalku masih asri, airnya jernih. masyarakat desa termaasuk aku masih mencuci kesungai, mandi juga. Setiap hari banyak mobil tengki dari kota yang mengambil air dari sumber mata air didaerahku, kata mereka mau di bawa ke Bali..jauh banget dari prigen di bawa ke Bali..berapa harga air jernih di bali satu mobil tangki yach??
terenyuh aku membaca posting gurita merah kali ini. ada perenungan yang mendalam. ada ajakan yang halus. terasa sekali di setiap kalimatnya. semoga,siapapun yang membaca posting ini,bisa tergugah hatinya.... :)
Amin..saya malah berharap diluar sana ada seorang kaya membaca postingan saya, bisa membantu mereka yang sedang kesulitan, sebenarnya mereka secara tidak langsung membantu sedikit masalah si kaya tentang sampah. terlebih lagi ada pihak seperti pemkot misalnya..heheh #ngarep..
terimah kasih mas Mridwan kunjungannya.
jangan smpai kita meremehkan org yg kerja nya mngais sampah. shrusnya kita bsa brtrma kasih.
Mantap gan, salam kenal
berkunjung dan berkomentar juga ya di blog ane..
pemerintah sebenarnya sudah punya program pengelolaan persampahan lewat dinas kebersihan. dinas kebersihan merupakan salah satu dinas yg mempunyaio kerja ekstra. baik pegawai (pns) atau pun pekerja (tukang sapu jala, pemelihara taman, petugas TPA, dll) bekerja hampir 24 jam....
pemerintah sudah membuat peraturan, waktu membuang sampah, lokasi pembuangan sampah. tapi apalah daya pemerintah kalau warganya tidak peduli?
membuang sampah diluar jam yg ditentukan....membung sampah tidak pada tempatnya....
jadi... si pembuang sampahlah yg membuat kerja para pekerja sampah menjadi lebih berat....
para pekerja sampah ada yg lewat pemerintah (tukang sapu jalan) itu mendapat gaji...ada tunjangan dan perbaikan gizi...asuransi juga ada...hari raya juga ada tambahan penghasilan...
tp yg pemulung dan yg dikelola oleh perusahaan itu menjadi tanggung jawab perusahaan yg mempekerjakan mereka.
terimakasih untuk artikel ini...
komentar saya hanya pandangan dan sesuai dengan yg saya tahu :)
Posting Komentar