Tradisi berburu padi di dusun wilo

Tradisi berburu padi di dusun wilo

Tradisi berburu padi di dusun wilo merupakan sebuah tradisi yang di lakukan setiap musim panen tiba. Disetiap desa selalu memiliki sebuah lahan persawahan yang cukup luas dan di sebut Tanah Gendong. Tanah gendong ini merupakan tanah pemerintah. Menurut sejarah tanah gendong berasal dari milik warga, kemudian bertahun-tahun tanah itu tidak ada yang membayar pajak sehingga tanah tersebut menjadi milik pemerintah. Tanah gendong ini kemudian menjadi lahan persawahan yang di tanami dan di rawat oleh kepala desa.

Tradisi berburu padi di dusun wilo. Jadi setiap kepala desa beserta perangkatnya selain mendapatkan gaji dari pemerintah daerah, dari dusun juga memperoleh jatah menggarap tanah gendong. Sejak jaman dahulu sawah gendong di rawat oleh kepala desa dan setiap panen harus ada tradisi berburu padi. begini caranya, sehari sebelum di panen setiap warga di beritahukan kapan sawah gendong akan di panen. Setiap warga tua, muda boleh ikut memanen dengan imbalan yang di sebut bawon.Bawon ini akan di berikan berdasarkan hasil yang di peroleh setiap orang.Bawon sebenarnya dulu berupa bagian beras ataupun apa yang di panen misal telo, kacang atau jagung. Namun sekarang Bawon bisa di minta berupa uang. Jumlah uang yang di berikan sesuai dengan pasaran harga gabah di dusun.

Karena sistemnya adalah memanen sesuaka hati, siapapun yang mau, jadi terkadang malah berantem sesama warga untuk berebut padi. Tapi sekarang sudah mulai berkurang peminatnya seperti aku nie tidak pernah ikut lagi sehingga setiap warga yang mengikuti tradisi ini mendapatkan hasil yang lumayan banyak. Sekitar dua tahun lalu aku ikut bersama dengan ibu. Namanya juga dua orang perempuan jadi yah hasilnya sedikit. setelah selesai padi di timbang dan ternyata akui mendapat 300 kilo dan mendapat gaji Rp 70.000. yaaaaa lumayan buat jajan....di bagi tiga dengan ibu dan nenek, walaupun nenek hanya bantuin pas terakhir saja jadi mendapatkan uang Rp 20.000.